Ketika Temanmu Menjadi Kucing yang Selalu Ketinggalan
Di sebuah gang kecil Pkv Games ada si Udin, teman gue yang terkenal lambat. Bukan karena dia suka ngerem, tapi lebih karena dia selalu ketinggalan. Suatu hari, dia berjanji mau ikut gue ke kafe yang baru buka. “Gue janji, kali ini gue bakal on time!” ujarnya penuh semangat. Tapi, kayaknya itu cuma omong kosong belaka.
Pagi itu https://www.filipiniana.net/ gue udah siap-siap dari jam 9. Sementara Udin baru bangun tidur sekitar jam 10. “Bro, udah janji mau berangkat bareng, kan?” gue ingetin lewat chat. Jawabannya bikin ngakak: “Iya, iya, lagi mau nyari kaos kaki!” Yang ada, gue cuma bisa geleng-geleng kepala. Kenapa sih, bisa segitunya?
Setelah menunggu https://cdn.poynter.org/ akhirnya Udin muncul dengan penampilan yang sedikit kacau. “Maaf, bro, gue sempet nyangkut di kucing tetangga,” katanya sambil menunjukkan goresan di tangannya. Ternyata, kucing itu jadi penghalang utama. “Dari pada ke kafe, lo udah kayak kucing yang stuck di pohon!” canda gue sambil ngakak.
Setibanya di kafe https://www.dotoledo.org/ suasana udah rame. Gue langsung mesen kopi dan beberapa camilan. Tapi Udin, yang masih ngelihat menu, kayaknya nggak pernah belajar cepat. “Gue bingung mau pesan apa, semua kelihatan enak!” Dengan sabar, gue bantu dia milih. “Yakin lo mau pilih menu yang paling sulit? Ini bukan kompetisi, bro!”
Sambil menunggu pesanan https://26www.brc.org.uk/ kita ngobrol dan ketawa. Udin bercerita tentang pengalamannya sama si kucing yang dia temui. “Gue harusnya bawa dia ke kafe ini, deh. Pasti dia lebih cepat dari gue!” ujarnya. Tanpa disadari, kita udah menghabiskan waktu hampir satu jam hanya untuk menunggu.
Ketika makanan datang, Udin langsung lupa waktu https://offers.ocharleys.com/ “Wah, enak banget! Ini sih patut ditunggu!” Dia melahap makanan tanpa ampun. “Nih, lo harusnya sering-sering ketinggalan, jadi bisa nikmatin makanan ini lebih lama,” goda gue. Dia hanya tertawa sambil mengunyah. Ternyata, ketinggalan itu bisa jadi pengalaman seru juga, ya.
Akhirnya http://portal.sharda.ac.in/ kita pulang dengan perut kenyang dan hati bahagia. Meskipun Udin selalu ketinggalan, dia berhasil bikin hari itu jadi lebih spesial. “Kucing yang ketinggalan juga bisa bawa berkah, ya!” ujarnya sambil tersenyum. Momen-momen seperti ini yang bikin kita makin akrab, dan siapa tahu, kucing-kucing yang lain juga bisa jadi teman petualangan berikutnya
Partner : https://beta.sodertalje.se/